MANAJEMEN
KEBADARUDARAAN
ANALISIS OPERASI
A. System Bandar Udara
Bandar udara merupakan
satu system karena terdiri atas komponen-konponen yang berinteraksi satu dengan
lainnya yang menghasilkan suatu keluaran. Komponen-komponen Bandar udara
terdiri atas pengelolaan Bandar udara,pengelolaan perusahaan angkutan udara,
dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara. System Bandar udara akan berhasil
baik jika setiap komponen dapat mencapai suatu keseimbangan dengan dua komponen
yang lain. Keseimbangan setiap komponen dengan dua komponen lainnya diperoleh
dengan memadukan unsur-unsurnya.
Pengelolaan perusahaan
angkutan udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan
kesesuaian kebutuhan pengguna dengan kemampuan pesawat udara melalui integrasi
kebutuhan pengguna dalam penerbangan dalam karakteristik penerbangan, dalam hal
antara lain jenis layanan penumpang atau barang serta keterbatasan yang ada.
Pengelolaan Bandar
udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian
kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dengan kemampuan Bandar udara melalui
integrasi antara karakteristik kebutuhan pengguna jasa angkutan udara di
terminal dan kemampuan terminal, dalam hal antara lain penggunaan ruang di
terminal penumpang dan kargo serta layanan di darat.
B. Fungsi Bandar Udara
1. Penggantian moda
Bandar udara berfungsi
sebagai penghubung fisik antara alat angkut udara dan alat angkut permukaan.
Penghubung fisik antara alat angkut udara dan alat angkut angkut
permukaan ialah gedung terminal.
2. Pemprosesan
Bandar udara berfungsi
sebagai tempat penyiapan pemberangkatan dan penerimaan kedatangan pesawat
udara. Disamping itu, Bandar udara juga menyediakan fasilitas pemeliharaan
pesawat, pengisian bahan bakar, serta fasilitas penyelenggaraan fungsi
pemerintahan seperti karantina,imigrasi, dan beacukai.
3. Perubahan tipe gerakan
Bandar udara berfungsi
sebagai pengubah aliran muatan yang berkelanjutan menjadi bergelombang, menurut
ukuran pesawat udara yang diberangkatkan.
C. Kapasitas Bandar Udara
Kapasitas Bandar udara
ditentukan baik oleh sisi udara maupun sisi darat, tetapi dalam bahasan ini
diutamakan pada kapasitas fasilitas sisi udara terutama komponen landas pacu,
landas hubung, dan tempat parkir.
Tingkat kejenuhan
kapasitas maksimum suatu landas pacu ditentukan oleh jumlah terbanyak pesawat
udara yang dapat ditanganai dalam periode waktu tertentu untuk permintaan
berkelanjutan.
KONFIGURASI DASAR
LANDAS PACU
a. Landas pacu tunggal
b. Landas pacu parallel
c. Landas pacu jalur
garda
d. Landas pacu silang
e. Landas pacu V-Terbuka
f. Landaspacu
antarkonfigurasi
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kapasitas system landas pacu
a. Pengawasan lalu lintas
udara
b. Karakteristik
permintaan
c. Lingkungan
d. Rancang bangun
2. Kapasitas landas hubung
Kapasitas
system landas hubung jauh melampaui kapasitas-kapasitas landas pacu atau tempat
parkir, dengan satu pengecualian pada kondisi landas hubung menyeberangi landas
pacu yang aktif.
3.
Kapasitas tempat parkir
Kapasitas
tempat parkir mengacu pada kemampuan sejumlah tempat parkir mengakomodasi
kegiatan muat-bongkar pesawat udara dalam kondisi permintaan berlanjut.
D. Kesiapan Operasi
Bandar Udara
1. Penyertifikatan
(licensing)
Untuk menjamin
keselamatan seluruh system operasi bandar udara yang mencakup pesawat udara,
pengguna jasa angkutan udara, fasilitas Bandar udara; pemerintah mengeluarkan
sertifikat kepada Bandar udara yang memenuhi persyaratan.
2. Pembatasan Operasi
a. Batas Penglihatan
Batas penglihatan ditentukan oleh
kondisi cuaca dan pengaruh kepadatan lalu-lintas.
b. Dampak Angin
dari Samping
Menurut ICAO pada Annex 14, arah landas
pacu dirancang agar paling sedikit dapat beroperasi pada tingkat 95 persen pada
saat angin dari samping berkecepatan 20 knots (37 km/jam) untuk landasan
berkategori A dan B, 15 knots (27 km/jam) untuk landasan berkategori C, dan 10
knots (18,5 km/jam) untuk landasan berkategori D dan E
c. Pengawasan Gangguan
Burung
Burung-burung dapat membahayakan
penerbangan, tindakan strategis perlu diambil antara lain:
1. Mengenali jenis burung pengganggu
yang dihadapi
2. Mengetahui pola perilaku burung yang
bersangkutan
3. Mengenali lingkungan hidup sekitar
Bandar udara
4. Mengetahui
factor-faktor yang menarik bagi burung pengganggu ke kawasan Bandar udara
3. Kawasan
Operasional
Kawasan operasional
mencakup permukaan yang diperkeras di Bandar udara yang dilalui pesawat udara
yaitu landas pacu, landas penghubung, landas parkir; namun dalam hal ini hanya
landas pacu sebagai fasilitas utama yang menentukan bata operasi Bandar udara.
4. Alat
Bantu Pendekatan/Pendaratan (Approach/Landing)
a. Instrument Landing
System (ILS)
Terdiri
atas seperangkat peralatan bantu navigasi yang terdapat di darat dan di pesawat
udara untuk pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan instrument.
b. Microwave Landing
System (MLS)
Merupakan
pengembangan ILS, sebagai upaya mengatasi kesulitan dalam pemasangan alat
peralatan dan member keleluasaan dalm pengunaanya.
c. Radar
Merupakan
alat bantu navigasi yang berpusat di darat.
5. Pencahayaan untuk
Pendekatan/Landas Pacu
Sederet
lampu dapat menuntun penerbang secara visual tentang jarak aman minimum roda
pesawat udara di atas ambang landas pacu ata rentangan yang terdapat pada
pendekatan terakhir.
E. Keselamatan dan
Keamanan Bandar Udara
1. Keselamatan Bandar Udara
a. Hanggar dan Bengkel Pemeliharaan
pertama : perancangan bangunan,
instalasi, dan tata letak alat peralatan yang telah mempertimbangkan kelancaran
aktivitas, mutu konstruksi, perlindungan terhadap peralatan yang membahayakan,
dan ketersediaan alat-alat pencegahaan.
Kedua : menetapkan cara bekerja tertentu
yang dapat meminimumkan kecelakaan kerja serta menegakkan disiplin kerja agar
terhindar dari kelalaian dan tindak kejahatan.
b. Pekerjaan di Ramp
kegiatan di tempat parkir pesawat untuk
muat bongkar tergolong berkecepatan tinggi yang menyangkut berbagai pihak dan
kepentingan seperti pesawat udara, kendaraan, dan orang-orang bekerja secara
berdekatan.
c. Layanan Khusus
1. Penanaganan bahan
bakar pesawat udara tergolong kegiatan berbahaya bagi keselamatan penerbangan
jika bahan bakar terkontominasi.
2. Penyelamatan
pesawat udara dalam kecelakaan penerbangan dan pemadaman api dalam kebakaran,
juga menghadapi risiko yang memerlukan upaya untuk menghindari bahayanya.
3. Bagi kawasan
penerbangan yang memiliki musim dingin, bandar udara dilengkapi peralatan decising.
2. Keamanan
Bandar Udara
a. Pemeriksaan
Penumpang
Pemeriksaan
pada penumpang dan barang yang dibawanya, untuk menghindarkan terbawanya ke
kabin barang-barang yang membahayakan penerbangan seperti bahan peledak ,
senjata, atau sesuatu yang dapat dijadikan senjata
b. Pemeriksaan Bagasi
(Checked Baggage)
Untuk
menghindarkan terbawanya ke pesawat barang-barang yang dapat membahayakan
penerbangan, pemeriksaan bagasi perlu dilakukan.
c. Tanda Pengenal
Karyawan
Tanda
pengenal karyawan diberlakukan untuk memudahkan pengawasan terhadap
orang yang bekerja di bandar udara.
d. Pengawasan Tempat
Masuk
Orang-orang
yang melewati atau menuju kawasan yang tergolong aman, daerah steril, dan
daerah terbatas lainnya diwajibkan memiliki atau menjadi bagian dari sistem
pengendalian, yaitu memiliki kunci atau kartu dengan kode-kode tertentu
e. Untuk melindungi
kawasan yang berfungsi sebagai perbatasan antara daerah aman dan tidak aman di
bandar udara disebut airport parimeter, dilakukan dengan pagar,
gerbang yang diawasi, berlampu, atau dipatroli.
ANALISIS BIAYA DAN
PENDAPATAN
A. Struktur Biaya
Bandar Udara
1. Jenis-jenis Biaya
a. Pengeluaran untuk
operasi
1. Biaya
Pemeliharaan besarnya tidak bergantung pada volume lalu lintas untuk kawasan pendaratan,
kawasan termina, serta hanggar, terminal kargo, dan fasilitas bandar udara
lainnya
2. Biaya
operasi besarnya tergantung pada volume lalu lintas untuk administrasi dan
staff, perlengkapan, dan pengamanan.
b. Pengeluaran Bukan
untuk Operasi
Pengeluaran jenis ini, mencakup biaya
tidak dapat dibatalkan yang mencaku pembayaran bunga pinjaman dan biaya
penyusutan asset tetap.
2. Komposisi Biaya
a.
Biaya staff
b.
Biaya modal
c.
Biaya opersai lainnya
d.
Biaya administrasi
e.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan
f.
layana yang dibeli dari luar
3. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata setiap satuan produk
bandar udara menurun jika jumlah produk, dalam hal ini lalu-lintas yang ditangani
meningkat. Kenaikan biaya rata-rata dapat juga terjadi pada pengoperasian
bandar udara, tetapi dalam jangka waktu pendek jika lapadatan lalu-lintas yang
luar biasa terjadi.
B. Sumber-Sumber Pendapatan Bandar
Udara
1. Pengukuran
Keluaran Bandar Udara
a.
Pergerakan Angkutan Udara
Keluaran
bandar udara dapat diukur melalui jumlah pergerakan yang ditangani
b.
Penumpang dan Kargo yang ditangani
Keluaran banadar udara dapat pula diukur
melalui volume penumpang atau kargo dan pos datang/ diturunkan dan yang
berangkat/dinaikkan.
c.
Satuan Muatan
Keluaran bandar udara jenis ini
diukurnpada satuan penumpang dan kargo secara bersama-sama, dengan menyatakan
satuan penumpang ke dalam ekivalen berat.
2. Kategori Sumber Pendapatan Bandar
Udara
a.
Pendapatan Aeronautical atau Lalu-Lintas
Jenis pendapatan ini bersumber langsung
dari pengoperasian dan pendaratan pesawat udara, penumpang, atau
kargo
b.
Pendapatan Non-Aeronautical atau Komersial
Jenis pendapatan ini bersumber dari
kegiatan komersial yang tidak berkaitan dengan pesawat udara di terminal dan
lahan bandar udara.
3. Komposisi Pendapatan
a. Pendapatan
Aeronautical
a. Pendapatan
Non-Aeronautical
4. Perubahan Proporsi Sumber Pendapatan
Hasil pengamatan terhadap bandar-bandar
udara di eropa diperoleh bahwa bandar udara yang lebih kecil cenderung hampir
keseluruhan sumber pendapatannya datang dari kegiatan aeronautika.
C. Dasar Perhitungan Pungutan
1. Pungutan untuk
Pendaratan (Landing Fee)
Pungutan pendaratan berdasarkan pada
formula berat pesawat udara atau berdsarkan pada pungutan tetap tunggal (flat) setiap
pesawat udara tanpa membedakan ukurannya.
2. Pungutan untuk Parkir dan Hanggar
Pungutan ini mencakup penempatan pesawat
udara di apron, taxiways ramp, atau hanggar.
3. Pungutan untuk
Penumpang
Pungutan terhadap penumpang, biasanya
diberlakukan bagi penumpang yang berangkat saja, tetapi beberapa bandar udara
memberlakukannya terhadap penumpang yang datang melalui bandar udara yang bersangkutan.
4. Pungutan untuk Bidang Aeronautica
Lain
a.
Pungutan untuk Alat Bantu Navigasi Terminal
b.
Pungutan untuk Penjualan Bahan Bakar
c.
Pungutan untuk Fasilitas Khusus
d.
Pungutan untuk pengamanan
5. Pendapatan dari Sewa dan Konsensi
D. Kebijakan Harga
1.
Faktor Berpengaruh
Dalam penetapan harga untuk layanan yang
diberikan kepada pengguna bandar udara, pemerintah dan penguasa penerbangan
sipil masih memegang prinsip bahwa bandar udara merupakan fasilitas umum yang
melayani kepentingan nasional.
2.
Jenis Kebijakan
a. Penetapan harga rata-rata, tanpa
memperhitungkan biaya yang dibebankan pada bandar udara
oleh pengguna secara individual.
b. Penetapan haarga rata-rata bagi pesawat
udara berukuran besar yang memerlukan landas pacu lebih panjang dan lebih kuat
dilakukan berdasarkan pada tambahan biaya yang dikeluarkan bandar udara.
c. Pengenaan harga lebih tinggi pada
pungutan untuk pendaratan pesawat udara atau pungutan untu penumpang bagi
penerbangan jarak jauh atas dasar bahwa biaya bandar udara merupakan porsi
kecil saja terhadp biaya operasi keseluruhan.
PERENCANAAN BANDAR UDARA
A. Peranan Bandar Udara
1. Bidang Ekonomi
Dengan memiliki bandar
udara, suatu kawasan dapat melakukan pergerakan orang dan barang antarkawasan,
bahkan antarbenua, mengikuti pasar potensial. Dengan demikian, terjadi
perdagangan yang mendorong perkembangan industri, penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan kawasan tersebut, dan keseluruhan kemaslahatan ekonomi
bagi masyarakat yang dilayani.
Selain
peranan dalam sistem angkutan udara, bandar udara sebagai industri, juga
berperan langsung dalam pertumbuhan ekonomi.
2. Bidang Politik
Umumnya
fasilitas bandar udara milik pemerintah dan untuk mendukung kepentingan
pemerintahan, namun dalam pengoperasiannya dilakukan bersama pihak swasta.
Kepentingan-kepentingan tersebut diwujudkan di bandar udara bersama-sama pihak
swasta dan pihak pemerintah.
3. Dampak Lingkungan
Keberadaan
suatu bandar udara di suatu kawasan banyak membantu pengembangan ekonomi dan
sosial masyarakat sekitar, tetapi tidak dapat disangkal pula bahwa bandar udara
juga memiliki dampak negatif.
Gangguan
terbesar dirasakan masyarakat sekitar ialah kebisingan yang berasal dari
pengoperasian pesawat udara.
B. Keserasian Fasilitas Bandar Udara
dengan Pesawat Udara
Dilihat
dari kepentingan bandar udara, terdapat ssekurang-kurangnya tiga unsur utama
yang menentukan pertimbangan perusahaan angkutan udara memilih bandar udara
tertentu.
Pertama:Tersedia landas pacu dengan
panjang yang dapat mendukung misi perusahaan tersebut tanpa pembatasan berat
pesawat udara.
Kedua:Tersedia apron dengan rancangan
yang memungkinkan muat-bongkar secara efisien.
Ketiga:Tidak terlalu banyak pembatasan
bandar udara seperti penutupan bandar udara pada jam-jam tertentu atau
penekanan kebisingan yang ketat.
Selain
hal itu, beberapa hal bersifat khusus menurut jenis pesawat uadar dan kapasitas
penumpang dan kargo yang dimuat.
C. Jenis Perencanaan
Untuk melaksanakan
pembangunan suatu bandar udara, agar memperoleh hasil yang optimal, perlu
mengacu pada beberapa jenis tingkatan perencanaan bandar udara.
Perencanaan-perencanaan
yang dimaksud ialah perencanaan sistem, perencaan induk, dan perencanaan
projek.
D. Penyusunan Rencana Induk
1. Analisis Kebutuhan
Terdiri
dari:
a. Penginvertarisan
b.
Pemrakiraan
c.
Analisis Permintaan-Kapasitas
d.
Kebutuhan akan Fasilitas
e.
Studi Lingkungan
2. Pemilihan Lahan
Terdiri
dari:
a.
Analisis Ruang Udara
b.
Rintangan Menuju Ruang Udara
c.
Dampak terhadap Lingkungan dan Keadaan Alam dari Pembangunan.
d.
Lokasi dikaitkan dengan Kebutuhan Penerbangan
e.
Ketersediaan Angkutan Darat yang Memadai
f.
Karakteristik Fisik
g.
Ketersediaan Kebutuhan Umum
h.
Harga dan Ketersediaan Tanah
3. Rancangan Bandar Udara
Terdiri
dari:
a. Denah Bandar Udara
b. Rencana Penggunaan
Tanah
c. Rencana Area Terminal
d. Rencana Jalan Bandar
Udara
4. Rencana Keuangan
Terdiri
dari
a. Jadwal
Pembangunan/Pengembangan
b. Perkiraan Biaya
Pengembangan atau Pembangunan
c. Analisis Kelayakan
Ekonomik
d. Analisis Kelayakan
Finansial
PERKEMBANGAN MENDATANG
A. Faktor Dominan
1. Jaringan Penerbangan
Pasang
surut pergerakan ekonomi dunia berdampak pada kegiatan bisnis penerbangan. Pada
saat ekonomi kuat, perusahaan angkutan udara bertambah dan mendorong
perkembangan bandar udara. Apalagi setelah diberlakukan deregulasi industri
jasa angkutan udara pada akhir tahun 1970-an, hadir bandar-bandar udara besar
yang sebagian menjadi poros layanan tidak langsung.
Namun,
ketika ekonomi mengendor, permintaan akan jasa angkutan udara menurun, terjadi
kekurangefisienan pelaksanaan opersai penerbangan, lalu kondisi keuangan
angkutan udara memburuk.
2. Pesawat Udara “Super Jumbo”
Pada
abad XX, dunia diramaikan oleh kehadiran pesawat udara dengan kapasitas sekitar
400 tempat duduk (Boeing 747), kemudian pada awal abad XXI sudah mulai
beroperasi pesawat dengan kapasitas 600 tempat duduk (Airbus 380).
Perkembangan
ini, tentu berpengaruh pada pengembangan bandar udara yang berkaitan dengan
pengoperasian pesawat jenis itu.
3. Sistem Pesawat Angkut Kecil
Hambatan
perjalanan di darat seperti kemacetan lalu-lintas jalan raya dan hambatan
perjalanan di udara berupa masa tunggu yang lama di bandar udara poros, membuat
orang mencari angkutan udara alternatif yaitu penggunaan psawat angkut kecil.
Hal
ini didorong oleh kemajuan tekhnologi yang memungkinkan penggunaan pesawat
udara berukuran kecil, untuk terbang antar-bandar udara khusus yang jumlahnya
banyak dan relatif kecil-kecil di setiap kawasan.
B. Persoalan pada Negara Berkembang
1. Kemampuan Memperoleh Laba
Bandar-bandar
udara yang dikelola pemerintah, badan-badan yang berkait dengan pemerintah,
atau yang belum berotonomi; dalam perhitungan keuangan dikhawatirkan bermasalah
karena beberapa sebab
Pertama: biaya yang dikeluarkan
departemen lain atau departemen teknis terkait tetapi bukan merupakan bagian
biaya bandar udara, untuk pelayanan atau fasilitas bagi pengguna bandar udara
tidak dimasukkan dalam perhitungan keuangan bandar udara.
Kedua: karena investasi tidak dibiayai
sendiri oleh bandar udara, melainkan oleh pemerintah atau bantuan
internasional, penyusutan atas kapital tidak dimasukkan sebagai biaya
Dengan
demikian, laba yang ditunjukkan dalam perhitungan keuangan tidak menggambarkan
kinerja keuangan bandar udara yang sebenarnya.
2. Pemaksimuman Pendapatan
Jika
bandar udara di negara berkembang mau menerapkan sistem akuntasi manajemen yang
muthakhir dan mengubah pandangan ke arah komersialisasi, pendapatan bandar
udara dapat dimaksimalkan tanpa mengubah struktur pengelolaan atau stasus
kepemilikan.
3. Kecenderungan Institusional
Pada saat ini,
pengelolaan bandar udara dan pemanduan lalu-lintas udara sebagian besar menjadi
satu institusi danselebihnya terpisah. Model pengelolaan menjadi satu atau
pengelolaan terpisah memiliki keunggulan dan kelemaha masing-masing, sehingga piliha
model sangat beragam antar negar satu dan lainnya.
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking