Maandag 08 April 2013

MANAJEMEN KEBADARUDARAAN


MANAJEMEN KEBADARUDARAAN


ANALISIS OPERASI
A.    System Bandar Udara

Bandar udara merupakan satu system karena terdiri atas komponen-konponen yang berinteraksi satu dengan lainnya yang menghasilkan suatu keluaran. Komponen-komponen Bandar udara terdiri atas pengelolaan Bandar udara,pengelolaan perusahaan angkutan udara, dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara. System Bandar udara akan berhasil baik jika setiap komponen dapat mencapai suatu keseimbangan dengan dua komponen yang lain. Keseimbangan setiap komponen dengan dua komponen lainnya diperoleh dengan memadukan unsur-unsurnya.
Pengelolaan perusahaan angkutan udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian kebutuhan pengguna dengan kemampuan pesawat udara melalui integrasi kebutuhan pengguna dalam penerbangan dalam karakteristik penerbangan, dalam hal antara lain jenis layanan penumpang atau barang serta keterbatasan yang ada.
Pengelolaan Bandar udara dan kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dapat menciptakan kesesuaian kebutuhan pengguna jasa angkutan udara dengan kemampuan Bandar udara melalui integrasi antara karakteristik kebutuhan pengguna jasa angkutan udara di terminal dan kemampuan terminal, dalam hal antara lain penggunaan ruang di terminal penumpang dan kargo serta layanan di darat.

B.     Fungsi Bandar Udara

1.      Penggantian moda
Bandar udara berfungsi sebagai penghubung fisik antara alat angkut udara dan alat angkut permukaan. Penghubung  fisik antara alat angkut udara dan alat angkut angkut permukaan ialah gedung terminal.

2.      Pemprosesan
Bandar udara berfungsi sebagai tempat penyiapan pemberangkatan dan penerimaan kedatangan pesawat udara. Disamping itu, Bandar udara juga menyediakan fasilitas pemeliharaan pesawat, pengisian bahan bakar, serta fasilitas penyelenggaraan fungsi pemerintahan seperti  karantina,imigrasi, dan beacukai.

3.      Perubahan tipe gerakan
Bandar udara berfungsi sebagai pengubah aliran muatan yang berkelanjutan menjadi bergelombang, menurut ukuran pesawat udara yang diberangkatkan.

C.     Kapasitas Bandar Udara
Kapasitas Bandar udara ditentukan baik oleh sisi udara maupun sisi darat, tetapi dalam bahasan ini diutamakan pada kapasitas fasilitas sisi udara terutama komponen landas pacu, landas hubung, dan tempat parkir.
Tingkat kejenuhan kapasitas maksimum suatu landas pacu ditentukan oleh jumlah terbanyak pesawat udara yang dapat ditanganai dalam periode waktu tertentu untuk permintaan berkelanjutan.

KONFIGURASI DASAR LANDAS PACU
a.       Landas pacu tunggal
b.      Landas pacu parallel
c.       Landas pacu jalur garda
d.      Landas pacu silang
e.       Landas pacu V-Terbuka
f.       Landaspacu antarkonfigurasi


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas system landas pacu
a.       Pengawasan lalu lintas udara
b.      Karakteristik permintaan
c.       Lingkungan
d.      Rancang bangun
2. Kapasitas landas hubung
            Kapasitas system landas hubung jauh melampaui kapasitas-kapasitas landas pacu atau tempat parkir, dengan satu pengecualian pada kondisi landas hubung menyeberangi landas pacu yang aktif.
            3. Kapasitas tempat parkir
                        Kapasitas tempat parkir mengacu pada kemampuan sejumlah tempat parkir mengakomodasi kegiatan muat-bongkar pesawat udara dalam kondisi permintaan berlanjut.
D.    Kesiapan Operasi Bandar Udara
1.      Penyertifikatan (licensing)
Untuk menjamin keselamatan seluruh system operasi bandar udara yang mencakup pesawat udara, pengguna jasa angkutan udara, fasilitas Bandar udara; pemerintah mengeluarkan sertifikat kepada Bandar udara yang memenuhi persyaratan.
2.      Pembatasan Operasi
a.       Batas Penglihatan
Batas penglihatan ditentukan oleh kondisi cuaca dan pengaruh kepadatan lalu-lintas.
b.      Dampak  Angin dari Samping
Menurut ICAO pada Annex 14, arah landas pacu dirancang agar paling sedikit dapat beroperasi pada tingkat 95 persen pada saat angin dari samping berkecepatan 20 knots (37 km/jam) untuk landasan berkategori A dan B, 15 knots (27 km/jam) untuk landasan berkategori C, dan 10 knots (18,5 km/jam) untuk landasan berkategori D dan E
c.       Pengawasan Gangguan Burung
Burung-burung dapat membahayakan penerbangan, tindakan strategis perlu diambil antara lain:
1. Mengenali jenis burung pengganggu yang dihadapi
2. Mengetahui pola perilaku burung yang bersangkutan
3. Mengenali lingkungan hidup sekitar Bandar udara
4. Mengetahui factor-faktor yang menarik bagi burung pengganggu ke kawasan Bandar udara
3.  Kawasan Operasional
Kawasan operasional mencakup permukaan yang diperkeras di Bandar udara yang dilalui pesawat udara yaitu landas pacu, landas penghubung, landas parkir; namun dalam hal ini hanya landas pacu sebagai fasilitas utama yang menentukan bata operasi Bandar udara.
4.  Alat Bantu Pendekatan/Pendaratan (Approach/Landing)
a. Instrument Landing System (ILS)
   Terdiri atas seperangkat peralatan bantu navigasi yang terdapat di darat dan di pesawat udara untuk pendaratan dalam kondisi pengendalian dengan instrument.
b. Microwave Landing System (MLS)
   Merupakan pengembangan ILS, sebagai upaya mengatasi kesulitan dalam pemasangan alat peralatan dan member keleluasaan dalm pengunaanya.
c. Radar
   Merupakan alat bantu navigasi yang berpusat di darat.
5. Pencahayaan untuk Pendekatan/Landas Pacu
   Sederet lampu dapat menuntun penerbang secara visual tentang jarak aman minimum roda pesawat udara di atas ambang landas pacu ata rentangan yang terdapat pada pendekatan terakhir.
E.     Keselamatan dan Keamanan Bandar Udara
1. Keselamatan Bandar Udara
a. Hanggar dan Bengkel Pemeliharaan
pertama : perancangan bangunan, instalasi, dan tata letak alat peralatan yang telah mempertimbangkan kelancaran aktivitas, mutu konstruksi, perlindungan terhadap peralatan yang membahayakan, dan ketersediaan alat-alat pencegahaan.
Kedua : menetapkan cara bekerja tertentu yang dapat meminimumkan kecelakaan kerja serta menegakkan disiplin kerja agar terhindar dari kelalaian dan tindak kejahatan.
b. Pekerjaan di Ramp
kegiatan di tempat parkir pesawat untuk muat bongkar tergolong berkecepatan tinggi yang menyangkut berbagai pihak dan kepentingan seperti pesawat udara, kendaraan, dan orang-orang bekerja secara berdekatan.
c. Layanan Khusus
1. Penanaganan bahan bakar pesawat udara tergolong kegiatan berbahaya bagi keselamatan penerbangan jika bahan bakar terkontominasi.
2. Penyelamatan pesawat udara dalam kecelakaan penerbangan dan pemadaman api dalam kebakaran, juga menghadapi risiko yang memerlukan upaya untuk menghindari bahayanya.
3. Bagi kawasan penerbangan yang memiliki musim dingin, bandar udara dilengkapi peralatan decising.

2.  Keamanan Bandar Udara
a. Pemeriksaan Penumpang
     Pemeriksaan pada penumpang dan barang yang dibawanya, untuk menghindarkan terbawanya ke kabin barang-barang yang membahayakan penerbangan seperti bahan peledak , senjata, atau sesuatu yang dapat dijadikan senjata
b. Pemeriksaan Bagasi (Checked Baggage)
     Untuk menghindarkan terbawanya ke pesawat barang-barang yang dapat membahayakan penerbangan, pemeriksaan bagasi perlu dilakukan.
c. Tanda Pengenal Karyawan
     Tanda pengenal karyawan  diberlakukan untuk memudahkan pengawasan terhadap orang yang bekerja di bandar udara.
d. Pengawasan Tempat Masuk
     Orang-orang yang melewati atau menuju kawasan yang tergolong aman, daerah steril, dan daerah terbatas lainnya diwajibkan memiliki atau menjadi bagian dari sistem pengendalian, yaitu memiliki kunci atau kartu dengan kode-kode tertentu
e. Untuk melindungi kawasan yang berfungsi sebagai perbatasan antara daerah aman dan tidak aman di bandar udara disebut airport parimeter, dilakukan dengan pagar, gerbang yang diawasi, berlampu, atau dipatroli.


ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN

A. Struktur Biaya Bandar Udara
1. Jenis-jenis Biaya
a. Pengeluaran untuk operasi
1.       Biaya Pemeliharaan besarnya tidak bergantung pada volume lalu lintas untuk kawasan pendaratan, kawasan termina, serta hanggar, terminal kargo, dan fasilitas bandar udara lainnya
2.       Biaya operasi besarnya tergantung pada volume lalu lintas untuk administrasi dan staff, perlengkapan,  dan pengamanan.
b. Pengeluaran Bukan untuk Operasi
Pengeluaran jenis ini, mencakup biaya tidak dapat dibatalkan yang mencaku pembayaran bunga pinjaman dan biaya penyusutan asset tetap.
2. Komposisi Biaya
            a. Biaya staff
            b. Biaya modal
            c. Biaya opersai lainnya
            d. Biaya administrasi
            e. Biaya pemeliharaan dan perbaikan
            f. layana yang dibeli dari luar
3. Biaya Rata-Rata
Biaya rata-rata setiap satuan produk bandar udara menurun jika jumlah produk, dalam hal ini lalu-lintas yang ditangani meningkat. Kenaikan biaya rata-rata dapat juga terjadi pada pengoperasian bandar udara, tetapi dalam jangka waktu pendek jika lapadatan lalu-lintas yang luar biasa terjadi.
 B. Sumber-Sumber Pendapatan Bandar Udara
    1. Pengukuran Keluaran Bandar Udara
          a. Pergerakan Angkutan Udara
            Keluaran bandar udara dapat diukur melalui jumlah pergerakan yang ditangani
          b. Penumpang dan Kargo yang ditangani
Keluaran banadar udara dapat pula diukur melalui volume penumpang atau kargo dan pos datang/ diturunkan dan yang berangkat/dinaikkan.
          c. Satuan Muatan
Keluaran bandar udara jenis ini diukurnpada satuan penumpang dan kargo secara bersama-sama, dengan menyatakan satuan penumpang ke dalam ekivalen berat.
2. Kategori Sumber Pendapatan Bandar Udara
     a. Pendapatan Aeronautical atau Lalu-Lintas
Jenis pendapatan ini bersumber langsung dari pengoperasian dan pendaratan pesawat udara, penumpang, atau kargo  
     b. Pendapatan Non-Aeronautical atau Komersial
Jenis pendapatan ini bersumber dari kegiatan komersial yang tidak berkaitan dengan pesawat udara di terminal dan lahan bandar udara.       
3. Komposisi Pendapatan
a. Pendapatan Aeronautical
a. Pendapatan Non-Aeronautical
4. Perubahan Proporsi Sumber Pendapatan
Hasil pengamatan terhadap bandar-bandar udara di eropa diperoleh bahwa bandar udara yang lebih kecil cenderung hampir keseluruhan sumber pendapatannya datang dari kegiatan aeronautika.
C. Dasar Perhitungan Pungutan
1. Pungutan untuk Pendaratan (Landing Fee)
Pungutan pendaratan berdasarkan pada formula berat pesawat udara atau berdsarkan pada pungutan tetap tunggal (flat) setiap pesawat udara tanpa membedakan ukurannya.
2. Pungutan untuk Parkir dan Hanggar
Pungutan ini mencakup penempatan pesawat udara di apron, taxiways ramp, atau hanggar.
3.      Pungutan untuk Penumpang
Pungutan terhadap penumpang, biasanya diberlakukan bagi penumpang yang berangkat saja, tetapi beberapa bandar udara memberlakukannya terhadap penumpang yang datang melalui bandar udara yang bersangkutan.
4. Pungutan untuk Bidang Aeronautica Lain
            a. Pungutan untuk Alat Bantu Navigasi Terminal
            b. Pungutan untuk Penjualan Bahan Bakar
            c. Pungutan untuk Fasilitas Khusus
            d. Pungutan untuk pengamanan
5. Pendapatan dari Sewa dan Konsensi
D. Kebijakan Harga
            1. Faktor Berpengaruh
Dalam penetapan harga untuk layanan yang diberikan kepada pengguna bandar udara, pemerintah dan penguasa penerbangan sipil masih memegang prinsip bahwa bandar udara merupakan fasilitas umum yang melayani kepentingan nasional.
            2. Jenis Kebijakan
a. Penetapan harga rata-rata, tanpa memperhitungkan biaya yang dibebankan pada bandar    udara oleh pengguna secara individual.
b. Penetapan haarga rata-rata bagi pesawat udara berukuran besar yang memerlukan landas pacu lebih panjang dan lebih kuat dilakukan berdasarkan pada tambahan biaya yang dikeluarkan bandar udara.
c. Pengenaan harga lebih tinggi pada pungutan untuk pendaratan pesawat udara atau pungutan untu penumpang bagi penerbangan jarak jauh atas dasar bahwa biaya bandar udara merupakan porsi kecil saja terhadp biaya operasi keseluruhan.

PERENCANAAN BANDAR UDARA
A. Peranan Bandar Udara
1. Bidang Ekonomi
Dengan memiliki bandar udara, suatu kawasan dapat melakukan pergerakan orang dan barang antarkawasan, bahkan antarbenua, mengikuti pasar potensial. Dengan demikian, terjadi perdagangan yang mendorong perkembangan industri, penciptaan lapangan kerja, peningkatan pendapatan kawasan tersebut, dan keseluruhan kemaslahatan ekonomi bagi masyarakat yang dilayani.
            Selain peranan dalam sistem angkutan udara, bandar udara sebagai industri, juga berperan langsung dalam pertumbuhan ekonomi.
2. Bidang Politik
            Umumnya fasilitas bandar udara milik pemerintah dan untuk mendukung kepentingan pemerintahan, namun dalam pengoperasiannya dilakukan bersama pihak swasta. Kepentingan-kepentingan tersebut diwujudkan di bandar udara bersama-sama pihak swasta dan pihak pemerintah.
3. Dampak Lingkungan
            Keberadaan suatu bandar udara di suatu kawasan banyak membantu pengembangan ekonomi dan sosial masyarakat sekitar, tetapi tidak dapat disangkal pula bahwa bandar udara juga memiliki dampak negatif.
            Gangguan terbesar dirasakan masyarakat sekitar ialah kebisingan yang berasal dari pengoperasian pesawat udara.
B. Keserasian Fasilitas Bandar Udara dengan Pesawat Udara
            Dilihat dari kepentingan bandar udara, terdapat ssekurang-kurangnya tiga unsur utama yang menentukan pertimbangan perusahaan angkutan udara memilih bandar udara tertentu.
Pertama:Tersedia landas pacu dengan panjang yang dapat mendukung misi perusahaan tersebut tanpa pembatasan berat pesawat udara.
Kedua:Tersedia apron dengan rancangan yang memungkinkan muat-bongkar secara efisien.
Ketiga:Tidak terlalu banyak pembatasan bandar udara seperti penutupan bandar udara pada jam-jam tertentu atau penekanan kebisingan yang ketat.
            Selain hal itu, beberapa hal bersifat khusus menurut jenis pesawat uadar dan kapasitas penumpang dan kargo yang dimuat.
C. Jenis Perencanaan
Untuk melaksanakan pembangunan suatu bandar udara, agar memperoleh hasil yang optimal, perlu mengacu pada beberapa jenis tingkatan perencanaan bandar udara.
Perencanaan-perencanaan yang dimaksud ialah perencanaan sistem, perencaan induk, dan perencanaan projek.
D. Penyusunan Rencana Induk
1. Analisis Kebutuhan
            Terdiri dari:
a. Penginvertarisan
            b. Pemrakiraan
            c. Analisis Permintaan-Kapasitas
            d. Kebutuhan akan Fasilitas
            e. Studi Lingkungan
2. Pemilihan Lahan
            Terdiri dari:
            a. Analisis Ruang Udara
            b. Rintangan Menuju Ruang Udara
            c. Dampak terhadap Lingkungan dan Keadaan Alam dari Pembangunan.
            d. Lokasi dikaitkan dengan Kebutuhan Penerbangan
            e. Ketersediaan Angkutan Darat yang Memadai
            f. Karakteristik Fisik
            g. Ketersediaan Kebutuhan Umum
            h. Harga dan Ketersediaan Tanah
3. Rancangan Bandar Udara
            Terdiri dari:
a.       Denah Bandar Udara
b.      Rencana Penggunaan Tanah
c.       Rencana Area Terminal
d.      Rencana Jalan Bandar Udara
4. Rencana Keuangan
            Terdiri dari
a.       Jadwal Pembangunan/Pengembangan
b.      Perkiraan Biaya Pengembangan atau Pembangunan
c.       Analisis Kelayakan Ekonomik
d.      Analisis Kelayakan Finansial

PERKEMBANGAN MENDATANG
A. Faktor Dominan
1. Jaringan Penerbangan
            Pasang surut pergerakan ekonomi dunia berdampak pada kegiatan bisnis penerbangan. Pada saat ekonomi kuat, perusahaan angkutan udara bertambah dan mendorong perkembangan bandar udara. Apalagi setelah diberlakukan deregulasi industri jasa angkutan udara pada akhir tahun 1970-an, hadir bandar-bandar udara besar yang sebagian menjadi poros layanan tidak langsung.
            Namun, ketika ekonomi mengendor, permintaan akan jasa angkutan udara menurun, terjadi kekurangefisienan pelaksanaan opersai penerbangan, lalu kondisi keuangan angkutan udara memburuk.
2. Pesawat Udara “Super Jumbo”
            Pada abad XX, dunia diramaikan oleh kehadiran pesawat udara dengan kapasitas sekitar 400 tempat duduk (Boeing 747), kemudian pada awal abad XXI sudah mulai beroperasi pesawat dengan kapasitas 600 tempat duduk (Airbus 380).
            Perkembangan ini, tentu berpengaruh pada pengembangan bandar udara yang berkaitan dengan pengoperasian pesawat jenis itu.
3. Sistem Pesawat Angkut Kecil
            Hambatan perjalanan di darat seperti kemacetan lalu-lintas jalan raya dan hambatan perjalanan di udara berupa masa tunggu yang lama di bandar udara poros, membuat orang mencari angkutan udara alternatif yaitu penggunaan psawat angkut kecil.
            Hal ini didorong oleh kemajuan tekhnologi yang memungkinkan penggunaan pesawat udara berukuran kecil, untuk terbang antar-bandar udara khusus yang jumlahnya banyak dan relatif kecil-kecil di setiap kawasan.
B. Persoalan pada Negara Berkembang
1. Kemampuan Memperoleh Laba
            Bandar-bandar udara yang dikelola pemerintah, badan-badan yang berkait dengan pemerintah, atau yang belum berotonomi; dalam perhitungan keuangan dikhawatirkan bermasalah karena beberapa sebab
Pertama: biaya yang dikeluarkan departemen lain atau departemen teknis terkait tetapi bukan merupakan bagian biaya bandar udara, untuk pelayanan atau fasilitas bagi pengguna bandar udara tidak dimasukkan dalam perhitungan keuangan bandar udara.
Kedua: karena investasi tidak dibiayai sendiri oleh bandar udara, melainkan oleh pemerintah atau bantuan internasional, penyusutan atas kapital tidak dimasukkan sebagai biaya
            Dengan demikian, laba yang ditunjukkan dalam perhitungan keuangan tidak menggambarkan kinerja keuangan bandar udara yang sebenarnya.
2. Pemaksimuman Pendapatan
            Jika bandar udara di negara berkembang mau menerapkan sistem akuntasi manajemen yang muthakhir dan mengubah pandangan ke arah komersialisasi, pendapatan bandar udara dapat dimaksimalkan tanpa mengubah struktur pengelolaan atau stasus kepemilikan.
3. Kecenderungan Institusional
                Pada saat ini, pengelolaan bandar udara dan pemanduan lalu-lintas udara sebagian besar menjadi satu institusi danselebihnya terpisah. Model pengelolaan menjadi satu atau pengelolaan terpisah memiliki keunggulan dan kelemaha masing-masing, sehingga piliha model sangat beragam antar negar satu dan lainnya.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking